Akhir pekan lalu, saya dan rekan-rekan kantor sepakat untuk berkunjung ke salah satu tempat yang terletak di Pulau Sumatera, atau lebih tepatnya di Provinsi Lampung. Tempat tersebut adalah Gunung Anak Krakatau. Berbeda dengan perjalanan yang sudah-sudah dimana saya dan rekan-rekan pergi secara independen, untuk perjalanan kali ini kami menggunakan jasa agen perjalanan wisata. Biaya perjalanan adalah Rp415.000,00 dan mendapatkan fasilitas makan sebanyak 4x, angkot, snorkeling, dan penginapan. Meeting point berada di Pelabuhan Merak. Berhubung meeting point berada di Merak dan domisili kami semua rata-rata berada di Jakarta Pusat, maka disepakatilah keberangkatan kami dilaksanakan bersama-sama dari Terminal Senen. Dari Terminal Senen kami charter angkot untuk menuju ke Terminal Pulo Gadung. Keberangkatan awal dilaksanakan pukul 18.30 dikarenakan pukul 23.00 sudah harus berada di Pelabuhan Merak.
Perjalanan menuju Pelabuhan Merak memakan waktu 3 jam dan sampai di Merak pkl 23.15. Sesampainya di sana tampaknya rombongan wisata lainnya belum sampai. Kami pun menunggu sejenak sembari mencari perbekalan selama di kapal. Kapal ferry yang mengangkut penumpang di pelabuhan Merak tersedia hampir setiap jamnya. Tarif naik kapal untuk menyebrang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni adalah Rp15.000,00 untuk dewasa dan Rp9.000,00 untuk anak-anak. Kapal berangkat pukul 02.00 dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni. Ruang VIP yang disediakan kapal yang memiliki nama Raja Basa ini cukup nyaman untuk beristirahat. Dengan hanya membayar Rp12.000,00 sudah dapat menyewa
space di ruangan VIP. Selain ruangan VIP terdapat pula ruangan kelas I dan ekonomi. Untuk kelas I cukup membayar Rp8.000,00 dan gratis untuk kelas ekonomi. Angin malampun berhembus cukup dingin dan disarankan agar memakai mantel/jaket. Normalnya perjalanan dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni adalah 2 jam 30 menit. Pada perjalanan kali ini memakan waktu 3 jam atau sempat tertunda 30 menit dikarenakan lalu lintas kapal yang hendak bersandar di pelabuhan.
Sampai di Pelabuhan Bakauheni pukul 05.00, kami langsung berangkat ke Dermaga Canti untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Pulau Sebesi tempat
cottage kami berada. Dermaga Canti yang masih terletak di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan dermaga kecil sebagai tempat kapal hilir mudik. Selain mengangkut manusia, komoditas pisang dari pulau sekitar pun ditujukan ke dermaga ini. Perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni menuju Dermaga Canti memakan waktu dua jam. Normalnya lama waktu perjalanan adalah satu jam, sempat molor menjadi 2 jam dikarenakan terdapat perbaikan jalan sehingga dilaksanakan sistem buka tutup jalan. Terdapat dua titik di jalan lintas pelabuhan yang mengalami sistem buka tutup jalan dikarenakan sedang dilaksanakan renovasi. Perjalanan menuju Dermaga Canti menggunakan angkutan umum alias angkot yang sudah di-
charter oleh panitia. Menurut percakapan saya dengan supir angkot, biaya transportasi dari Pelabuhan Bakauheni menuju Dermaga Canti adalah Rp200.000,00 untuk
booking satu mobil angkot dengan kapasitas penumpang 12 orang.
|
Pulau Sebuku Kecil |
Sebelum menuju Pulau Sebesi tempat
cottage kami berada, kami berkunjung sejenak ke Pulau Sebuku Kecil untuk mencoba alat-alat
snorkeling. Alat-alat
snorkeling disediakan oleh panitia namun terdapat biaya tambahan untuk sewa alat-alat
snorkeling. Sewa alat-alat
snorkeling adalah Rp75.000,00 dan mendapatkan fasilitas kaki katak, kaca mata renang, dan pipa
snorkel. Dari Dermaga Canti menuju Sebuku Kecil memakan waktu perjalanan 30 menit dengan menggunakan kapal kecil dan kami berangkat dari Dermaga Canti pukul 07.30. Sebagai info, semakin kecil kapal maka guncangan dari ombak akan semakin terasa maka disarankan sebelum naik kapal sebaiknya perut dalam keadaan tidak kosong. Oleh karena itu kami menyempatkan untuk sarapan sejenak di Dermaga Canti. Harga sarapan tergolong murah yaitu Rp7.000,00 sudah mendapatkan makanan berupa nasi uduk berisi telur dan bihun. Sarapan dengan diiringi sayupan angin, syahdu dan sayang untuk terlewat. Tepat pukul 08.00 atau 30 menit perjalanan kami pun sampai di Pulau Sebuku Kecil. Ah iya, Dermaga Canti selain menyediakan kapal menuju Pulau Sebesi juga menyediakan kapal menuju Teluk Kiluan. Menurut hasil percakapan saya dengan seorang ABK, dari Dermaga Canti menuju Teluk Kiluan memakan waktu 4 jam via kapal. Saya pribadi tampaknya lebih senang lewat jalur laut mengingat jalur darat menuju Teluk Kiluan masih dalam kondisi rusak.
|
Snorkeling Pulau Sebuku Besar |
Mungkin menjadi pertanyaan, apakah beda antara
snorkeling dan
diving (menyelam)? Menurut berbagai refrensi yang saya himpun, untuk kegiatan
snorkeling atau
skin-diving (selam dangkal) maksimal kedalaman air laut yang menjadi tempat
snorkeling adalah 4--6 meter, sementara untuk
diving kedalamannya adalah di atas 6 meter. Mungkin akan timbul pertanyaan apabila tidak dapat berenang apakah bsia melakukan
snorkeling? Tenang, tetap bisa dikarenakan pengunjung menggunakan bantuan pelampung namun saya sarankan untuk anda yang hendak
snorkeling sebaiknya menguasai
skill berenang. Selesai mencoba alat
snorkeling di Pulau Sebuku Kecil, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Pulau Sebuku Besar. Kedalaman laut di Sebuku Besar adalah 6 meter. Pada mulanya jika anda belum pernah
snorkeling sebelumnya, mungkin akan terbesit rasa takut dan khawatir, namun jangan takut, ada alat pelampung yang dapat membantu anda untuk tetap dapat ber-
snorkeling. Pemandangan penuh biota laut, ganggang, dan ikan-ikan hias tersaji di bawah laut Pulau Sebuku Besar. Lautnya yang biru dan tenang seakan mengajak para pecinta alam untuk berkunjung dan melihat ke dalam lebih dekat. Tiga puluh menit setelah
snorkeling, kami pun pergi menuju
cottage yang terletak di Pulau Sebesi.
Mendengar kata Pulau Sebesi, sempat terbesit dalam kepala saya adalah yang dipenuhi dengan industri pengolahan bijih besi (
ore). Tetapi tampaknya saya salah, dikarenakan komoditas utama dari pulau ini adalah pisang. Pisang yang ditanam oleh warga Pulau Sebesi selanjutnya dijual di Dermaga Canti. Satu tandan pisang dijual murah dengan harga Rp7.000,00. Pisang dan olahan pisang sendiri memang menjadi komoditas utama dari Provinsi Lampung bahkan beberapa produk olahan pisang sampai diekspor ke beberapa negara tetangga. Kembali ke topik utama, kami sampai di Pulau Sebesi adalah sekitar pukul 13.30. Begitu sampai dilanjutkan dengan acara makan siang dan istirahat. Adalah hal yang shaydu bermakan siang di pinggir pantai sembari ditemani teman-teman yang asyik. Dikarenakan terlalu lelah, hampir sebagian besar peserta memutuskan untuk istirahat dan tidur siang sebelum ke agenda selanjutnya yaitu melihat
sunset atau matahari tenggelam.
|
Senja di Pulau Umang. Photo by@valiantbilly |
Kegiatan berikutnya dimulai pukul 16.00 yaitu melihat matahari tenggelam. Mungkin timbul pertanyaan, apa hal yang istimewa dari melihat matahari tenggelam? Menurut saya pribadi, melihat warna gradasi dari matahari tenggelam cukup menghibur mata. Selain itu melihat
sunset sembari ditemani sepoi angin merupakan kenikmatan tersendiri. Pukul 16.00 kami pun berangkat dari Pulau Sebesi tempat
cottage kami berada menuju ke Pulau Umang. Pulau Umang terletak tidak jauh dari Pulau Sebesi. Dengan hanya menaiki
boat sekitar 20 menit, pulau yang masih termasuk dalam Kepulauan Gugus Krakatau ini sudah dapat dicapai. Pulau ini sendiri tidak terlalu luas yaitu hanya dibutuhkan waktu sekitar 20--30 menit dengan berjalan santai sudah dapat mengelilingi pulau ini. Vegetasi pulau ini sendiri merupakan hutan
mangrove. Umang sendiri sebenarnya memiliki arti kepiting dengan ukuran kecil. Idealnya melihat matahari tenggelam adalah di horizon atau tengah laut bebas sehingga tidak terhalang objek apapun. Akan tetapi melihat
sunset di pulau ini masih terhalang oleh pulau lainnya. Namun melihat matahari tenggelam dari karang di tepi pantai pulau ini sudah cukup nikmat.
|
Lampion Terbang |
Puas melihat matahari tenggelam, acara selanjutnya adalah kembali ke
cottage untuk makan malam dan menerbangkan lampion. Makan malam kali ini adalah bakar-bakaran. Kegiatan bakar-bakaran ini berbeda dengan upacara bakar batu di Papua, no, yang dibakar adalah ikan. Terdapat bermacam-macam ikan yang menjadi santapan kali ini, mulai dari ikan pari, ikan kakap, sampai ikan kembung. Sejujurnya pada kesempatan ini adalah pertama kalinya saya memakan ikan pari dan ternyata rasanya enak. Tulang ikan pari sendiri mungkin tergolong tulang rawan sehingga mudah untuk dicerna. Setelah acara bakar-bakaran, acara selanjutnya adalah acara pelepasan lampion. Lampion yang sudah disediakan panitia terbuat dari kertas tipis yang bagian bawahnya terdapat parafin yang selanjutnya dibakar. Parafin yang dibakar akan menghasilkan udara panas yang mengisi ruangan yang terdapat pada lampion. Cara kerja lampion ini kurang lebih sama dengan cara kerja balon udara. Tips bermain lampion ini adalah hati-hati dalam menerbangkan lampion ini dikarenakan berbahaya jika sampai nyangkut di pohon atau kabel listrik. Woke, karena terlalu lelah, pkl 21.00 saya sudah beristirahat meskipun tampaknya di luar masih ramai.
|
Pemandangan Pulau dari Puncak Punggung G. Anak Krakatau |
|
Gunung Anak Krakatau |
Keesokan harinya yaitu tepat pukul 04.00 rombongan berangkat menuju Cagar Alam Krakatau yang terletak di Pulau Anak Krakatau. Perjalanan menuju Pulau Anak Krakatau diiringi dengan ombak yang tinggi dan tidak jarang kapal menabrak karang. Beberapa rekan saya pun tumbang dikarenakan guncangan dari kapal dan angin laut yang berhembus. Perjalanan selama dua jam pun berhasil dilewati namun sayang
sunrise atau terbitnya matahari yang hendak dilihat tampaknya batal terealisasi dikarenakan sang fajar yang sudah keluar dari peraduannya. Begitu sampai di Pulau Anak Krakatau hal pertama yang dilakukan adalah mencari toilet. Hampir semua peserta ingin melaksanakan hajatnya masing-masing. Dikarenakan terbatasnya toilet (bahkan sang kawan yang ingin buang air besar harus menggali pasir terlebih dahulu), maka para pengunjung harus mengantri dan menggunakan fasilitas seadanya. Setelah selesai melaksanakan hajat masing-masing, acara selanjutnya adalah
hiking. Tempat tujuan berikutnya adalah Gunung Anak Krakatau. Gunung yang memiliki ketinggian 230 dpl (di atas permukaan laut ini) merupakan gunung berapi yang masih aktif. Erupsi terakhir gunung ini terjadi sekitar 2 atau 3 tahun lalu dan dapat dilihat di Selat Sunda apabila anda hendak menyebrang dari Jakarta menuju Lampung atau sebaliknya. Dikarenakan Gunung Anak Krakatau merupakan gunung berapi yang masih aktif, maka untuk menaiki gunung ini sebatas sampai punggung gunung. Terdapat 3 jalur untuk dapat naik ke punggunung gunung ini yaitu jalur utara, selatan, dan jalur tengah.
Okay, beberapa orang tampaknya tidak mengetahui bahwa jalur tengah merupakan jalur yang berat meskipun terlihat mudah untuk dinaiki dan yak kami melewati jalur tersebut. Kemudian sesampainya di puncak punggung Gunung Anak Krakatau, anda dapat melihat pemandangan laut dan pulau seberang dan tentunya lebih dekat ke puncak Gunung Anak Krakatau.
|
Lagoon Cabe dekat Pulau Krakatau Besar |
Selesai berkunjung ke Gunung Anak Krakatau, kegiatan selanjutnya adalah
snorkeling. Yeah,
snorkeling kali ini dilakukan di
Lagoon Cabai. Lokasi
Lagoon Cabai terletak tidak jauh dari Pulau Anak Krakatau atau tepatnya persis di depan Pulau Krakatau Besar. Untuk kedalaman
Lagoon Cabai ini sendiri tidak lebih dari 2 meter namun menyajikan pemandangan bawah laut yang oke. Diantara ikan hias yang saya temukan antara lain
clown fish, ikan hias yang berasal dari tipe
wrasse, dan masih banyak lagi. Memang sangat disayangkan tidak bisa mengambil gambar di bawah laut dikarenakan keterbatasan alat (mengingat
antara kamera bawah laut dan kantong sedang tidak bersahabat).Selain terdapat ikan, pada laguna ini juga banyak dipenuhi terumbu karang dan biota laut lainnya. Ah iya, seorang kawan berpesan, jika anda adalah pecinta alam maka cobalah untuk mencintai alam dengan tidak merusaknya. Jadi maksudnya ketika anda ber-
snorkeling cobalah untuk tidak menginjak terumbu karang dan biota laut dikarenakan untuk menghindari kerusakan dari terumbu karang dan selain itu proses pemulihan terumbu karang yang memakan waktu lama. Peringatan yang sama mungkin cocok ditujukan untuk para pendaki yang memetik bunga
Edelweiss.
|
Senja di Dermaga Canti |
Waktu untuk ber-
snorkeling memang tampaknya dibatasi. Setiap kegiatan
snorkeling dilaksanakan selama 30 menit. Selesai kegiatan ber-
snokeling, kami pun kembali ke Pulau Sebesi untuk selanjutnya berkemas dan kembali ke Dermaga Canti. Perjalanan dari Pulau Sebesi menuju Dermaga Canti memakan waktu 2 jam, pas sekali untuk berjemur alias
tanning. Sesampainya di Dermaga Canti adalah pukul 16.00 dan selanjutnya dilanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Bakauheni untuk kembali ke Jakarta. Sebenernya pengen pulang ke rumah yang ada di Bandar Lampung akan tetapi berhubung terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan sekaligus masih dalam rangka menabung untuk membangun masa depan yang lebih baik maka saya pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta daripada izin satu hari pulang. Perjalanan dari Dermaga Canti menuju pelabuhan Bakauheni memakan waktu lebih lama daripada ketika hari keberangkatan (pagi hari). Selain volume kendaraan yang lebih banyak, jumlah titik jalan yang ditutup juga tampaknya bertambah. Berangkat dari Dermaga Canti pukul 16.00, rombongan kami pun baru sampai di Pelabuhan Bakauheni pukul 18.30. Sebelum sampai ke pelabuhan, beberapa rekan memanfaatkan kemacetan untuk sejenak membeli oleh-oleh yang dijual di pinggir jalan menuju Pelabuhan Bakauheni. Untuk harga oleh-oleh, hanya berbeda sedikit dibandingkan apabila anda membeli langsung dari produsennya. Akan tetapi mengenai
fresh atau tidak produk tersebut saya tidak bisa menjamin. Sebagai informasi, harga keripik pisang merk
Yen Yen dijual di kisaran harga Rp12.000,00 untuk yang 250gr dan kemplangnya seharga Rp25.000,00 pack besar. Untuk keripiknya masih enak, semenatra untuk kemplangnya sedikit melempem dan rasanya kurang pas. Tepat pukul 18.30 kami pun sampai di Pelabuhan Bakauheni dan langsung naik kapal. Kapal berangkat dari pelabuhan sekitar pukul 19.00 dan memakan waktu empat jam untuk sampai di Pelabuhan Merak atau sekitar pukul 23.00 kami sampai di Merak. Begitu di Pelabuhan Merak, sangat sulit untuk menemukan bus yang menuju Terminal Pulo Gadung, kebanyakan menuju Terminal Kampung Rambutan atau Terminal Kali Deres. Dari 10 bus, hanya satu bus yang menuju Pulo Gadung sehingga disarankan untuk
charter bus. Memang sedikit lebih mahal, akan tetapi paling tidak lebih cepat sampai. Pukul 23.30 kami pun berangkat dari Pelabuhan Merak menuju kediaman masing-masing setelah memakan waktu cukup lama untuk bernegosiasi dengan supir bus agar mengantarkan kami menuju Terminal Pulo Gadung.
Mungkin ada pertanyaan bagaimana jika hendak
backpacker dari Jakarta menuju Pulau Krakatau?
Sebelumnya jika hendak
backpacker sebaiknya dalam kelompok besar 10-20 orang sehingga biaya akan lebih murah. Menggunakan
travel agent menghabiskan dana Rp490.000,00+Rp75.000,00 untuk
snorkeling = Rp490.000,00 dengan rincian Rp415.000,00 sudah termasuk sebagai berikut
- Tiket Kapal Merak--Bakauheni
- Sewa Angkot Bakauheni--Dermaga Canti
- Sewa Kapal selama 2 hari
- Sewa cottage
- Makan 4 kali (termasuk bakar-bakar ikan)
- Sewa angkot Dermaga Canti--Pelabuhan Bakauheni
- Tiket Kapal Bakauheni--Merak
Kalau
backpacker-an habis berapa? Mari kita
breakdown, sebelumnya diasumsikan jumlah peserta rombongan adalah 10 orang dari titik keberangkatan adalah Terminal Senen
Boleh tau agent yang dipakai, mohon dishare ya bisa email ke antony.cornelius85@gmail.com
ReplyDeleteyuhuuuw, email sent gan tapi sebagai informasi saya tidak memiliki afiliasi dengan yang bersangkutan. :))
DeleteEmailin kontak agen.nya mas ke diki.ihwan.mulhaedi@gmail.com. thnks y
ReplyDeleteSiap kak, email sent :)
Deletehallo mba, wah lagi cari open trip yg sekalian bbq juga nih. boleh minta contact agennya? ke email saya di k.laraskartika@yahoo.com. thank u
ReplyDeleteSiap kak, email sent :)
Deletenumpang tanya om, berarti lebih murah ngikut paket (open trip) dari pada jalan sendiri ya? soalnya saya mau ada rencana ngetrip ke krakatau abis lebaran (5 orang).
ReplyDeleteada info paket (open trip) ga om? klo ada kirim ke amrisianturi@gmail.com ya om. thank's
Kalau jalan sendiri rasanya mahal mas, lebih efisien dan efektif kalau bawa rombongan minimal 20 orang. Okay, email sent. :)
DeleteMas boleh kirim kontak email agen open tripnya ke yazid.bertho@yahoo.co.id ? Thanks :)
DeleteWah sorry baru sempat membalas, Insya Allah besok akan saya kirimkan emailnya ya mas. Terima kasih :)
DeleteBisa minta informasi contact agent-nya... trims
ReplyDeleteWah sorry baru sempat membalas, Insya Allah besok akan saya kirimkan emailnya ya mbak. Terima kasih :)
Delete