Alkisah di suatu daerah Jakarta terdapat dua tempat yang menjual bubur ayam yang konon memiliki cita rasa yang melegenda. Yang satu bertempat di Cikini dan terkenal dengan nama Bubur Cikini H. R. Sulaiman sementara yang satu lagi bertempat di Jalan Barito, Kebayoran Baru dan kemudian terkenal dengan nama Bubur Barito. Keduanya terletak di pinggir jalan utama dan sangat mudah ditemukan. Pada kesempatan ini, saya ingin memberikan review mengenai kedua tempat tersebut. Here We go.
1. Bubur Cikini H. R. Suleman
Lokasi : Jalan Cikini Raya, Menteng
Buka : pkl 10.00--22.00
Harga : Mulai dari Rp12.000
Buka : pkl 10.00--22.00
Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman |
Roti Cane |
Harga satu porsi bubur ayam adalah Rp15.000,00 dan jika ingin menambahkan telur maka harga satu porsinya adalah Rp18.000,00. Jika dirasa satu porsi terlalu banyak maka pengunjung dapat memesan setengah porsi dengan harga Rp12.000,00. Sementara untuk martabak, dengan 1 telur dimulai dengan harga Rp20.000,00 sampai yang menggunakan 6 telur alias Martabak Super Spesial seharga Rp60.000,00. Untuk Roti Cane harganya agak miring, satu porsi roti cane dihargai dengan Rp7.000,00. Sementara untuk nasi goreng mulai dari Rp17.000,00 sampai Rp20.000,00.
Pelayanan yang diberikan kedai ini cukup bagus. Pelayan tanggap terhadap kebutuhan konsumen dan pengunjung tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pesanannya. Mengenai rasa, menurut saya sangatlah standar dan tidak terlalu spesial. Kemudian untuk kebersihan tempat, menurut saya mungkin perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan untuk Bubur Ayam H.R. Suleman nilai 7.25/10 saya rasa sangat pantas.
2. Bubur Ayam Barito
Lokasi : Jalan Gandaria Tengah III, Kebayoran Baru (dekat TPU Barito)
Buka : pkl 16.00--23.00
Harga : Mulai dari Rp13.000
Bubur Ayam Barito |
Saya berkunjung ke tempat ini ketika weekend sekitar pukul 18.00 dan tampak tempat ini sudah ramai. Sayapun memesan bubur ayam dengan telur. Mengenai tekstur, Bubur Ayam Barito tidak kalah dengan Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman. Sama-sama disajikan dengan tekstur lembut dan mudah dicerna namun tidak terlalu encer menjadikan keduanya memang spesial. Kemudian masih sama dengan Bubur Ayam Cikini, telur yang disajikan dimasak sampai setengah matang. Yang spesial dari bubur ini adalah terdapat potongan cakue dan cheese stick yang menambah kenikmatan bubur. Sensasi renyah dari cheese stick dipadu dengan lembutnya cakue yang telah dipotong kecil dan di-mix dengan bubur sangatlah pas. Mengenai rasa dari bubur ayam, menurut saya Bubur Ayam Barito lebih enak dari Bubur Ayam Cikini. Bubur yang dijual memiliki rasa kaldu dan lebih memiliki taste. Kemudian kedai ini juga menyediakan side dish untuk menjadi pendamping bubur. Disajikan dalam bentuk sate yang terdiri dari usus, ampela, dan hati. Saran saya untuk penjual, sebaiknya untuk side dish disajikan terpisah antara usus, ampela, dan hati mengingat beberapa pelanggan mungkin hanya ingin memakan salah satu dari kombinasi sate tersebut.
Mengenai harga, berhubung saya bayar dengan cara lump sum alias langsung membayar total semuanya tanpa menanyakan detailnya, sehingga harga yang tercantum adalah harga perkiraan saya. Untuk dua mangkok bubur+telur beserta side dish sate total yang saya habiskan adalah Rp38.000,00, sehingga menurut perkiraan saya satu porsi bubur+telur adalah Rp15.000,00 dengan harga sate satu tusuknya Rp4.000,00.
Secara keseluruhan saya cukup puas dengan pelayanan dari Bubur Ayam Barito. Pelayanan yang diberikan cepat dan tanggap meskipun kondisi sedang dalam keadaan ramai. Tanpa perlu menunggu lama, pesanan yang saya minta pun segera datang. Kemudian mengenai tempat, meskipun dijual di tenda, tempatnya cukup bersih. Mengenai rasa, saya cukup puas dengan cita rasa yang ditawarkan. Secara keseluruhan saya rasa nilai 7.90/10 sangat pantas untuk Bubur Ayam Barito.
Terima kasih sudah membaca artikel saya. Artikel berikutnya mungkin mengenai Wisata Museum. Semoga sukses dan sehat selalu.
No comments:
Post a Comment