|
Stand Koala Lombok-Sumbawa |
Fesbudnus sendiri merupakan sebuah acara mengenai pertunjukan budaya Nusantara dari masing-masing organisasi daerah (organda) yang berada di STAN. Event pada acara Festival Budaya Nusantara dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu event Pagelaran dan pameran kebudayaan. Pada tahun ini, partisipasi untuk pagelaran tidak hanya datang dari organda yang berasal dari STAN akan tetapi dari kampus lain juga. Sementara partisipan untuk pameran kebudayaan masih didominasi oleh organda STAN. Jumlah partisipan pameran kebudayaan yang mengikuti festival ini adalah sebelas organda dengan rincian yaitu IKMM Magelang, IMMSU-Horas Medan, Kembang Bandung, Aceh, IKM Tuah Sakato Padang, Kemusi Palembang, Himastaba Banten, Koala Lombok-Sumbawa, Ikmas Semarang, Sidoarjo, dan Organda gabungan Kadipaten Ngapak; Purbalingga, Banyumas, dan Kebumen
. Setiap daerah membangun stand dengan keunikan yang dimiliki oleh daerah masing-masing. Selain itu, setiap stand juga mempromosikan kebudayaan daerah dan penganan khas daerah masing-masing.
Selain terdapat stand pameran kebudayaan yang sudah terselenggara rutin dari tahun ke tahun, keunikan Fesbudnus tahun ini yang berbeda dari tahun sebelumnya adalah terdapat
Sang Pemudaya yaitu putra-putri STAN yang memiliki kualifikasi bakat seni dan budaya dapat mempertunjukkan kebolehannya masing-masing. Apabila tahun-tahun sebelumnya selalu ada Putra-Putri Daerah (atau Putra-Putri Nusantara) yang mewakili organda masing-masing maka untuk ajang tersebut digantikan oleh Sang Pemudaya yang mewakili individu masing-masing tanpa membawa nama daerah asal (meskipun ketika perkenalan menyebutkan nama daerah asal). Selain Sang Pemudaya, hal yang berbeda adalah pada pertunjukkan
fashion show anak yaitu anak-anak berpakaian ala pakaian tradisional dan saling berlenggak-lenggok bagaikan model profesional. Untuk tema yang dibawakan pada tahun ini adalah "Pelangi Budaya, Bumi Indonesia".
|
Fashion Show Anak |
Untuk pelaksanaan acara Fesbudnus 2013, pelaksanaan acara molor dari
rundown acara yang telah diinformasikan sebelumnya di tautan
rundown. Kata sambutan Direktur STAN baru dilakukan pada pukul 09.45 dari seharusnya (menurut
rundown) pkl 08.35. Hal ini mengakibatkan keluhan dari ibu-ibu pendamping peserta
fashion show untuk anak-anak dikarenakan beberapa anak-anak mulai tidak betah dan lelah dengan pakaian daerah yang dikenakan. Akan tetapi panitia cukup bijaksana dalam hal ini, panitia memutuskan untuk waktu pelaksanaan acara
fashion show anak-anak tetap pukul 10.00 akan tetapi didahulukan urutan acaranya dibandingkan dengan penampilan Sang Pemudaya grup A dan B. Acara
fashion show anak pun berlanjut dan dapat diselenggarakan dengan lancar. Tampak beberapa anak-anak kecil dari usia SD berlenggak-lenggok di
catwalk bak model profesional dengan menggunakan pakaian daerah masing-masing.
|
Salah Satu Penampilan
Sang Pemudaya Grup A |
Setelah
fashion show anak, acara dilanjutkan dengan penampilan Sang Pemudaya Grup A dan B pada pukul 11.00 sampai pukul 12.00. Lakon Sang Pemudaya grup A sendiri diawali dengan sinden. Kemudian muncul secara berpasangan putra-putri Sang Pemudaya membawakan kebudayaan daerah yang telah diundi sebelumnya. Diawali dengan kebudayaan Minang, kemudian dilanjutkan dengan kebudayaan Sunda, Bali, dan yang terakhir adalah kebudayaan Papua. Kebudayaan Minang membawakan tarian dari ranah Minang. Kemudian dilanjutkan dengan kebudayaan Sunda yang membawakan tarian kreasi dengan menggunakan kipas. Ketika segmen tarian ini, penonton pun diajak menari bersama yaitu ketika sang penari mengikatkan kain pada penonton dan menariknya ke
stage untuk menari bersama. Setelah penampilan tarian Sunda, Bali pun menampilkan kebudayaannya yaitu bermain kulintang sambil diiringi nyanian dan tarian. Kemudian dilanjutkan dengan kebudayaan Papua yang menari sambil memainkan kendang jimbe. Konsep yang dibawakan Sang Pemudaya Grup A sangat menarik dan terdapat makna tersirat di dalam lakon yang dibawakan. Makna yang saya tangkap adalah jika tercerai berai maka semua pihak akan rugi dan saling membunuh yang mengakibatkan kebinasaan untuk semua pihak. Hal ini dimaksudkan meskipun berasal dari berbagai macam kebudayaan yang berbeda-beda dan memiliki keunikan masing-masing, kita harus selalu tetap bersatu sebagai mana yang telah diungkapkan dalam semangat "Bhineka Tunggal Ika".
Setelah penampilan dari Sang Pemudaya Grup A, kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari Sang Pemudaya Grup B. Berbeda dengan Sang Pemudaya Grup A yang membawakan lakon dengan berpakaian baju tradisonal yang berbeda-beda, penampilan Sang Pemudaya Grup B kompak berpakaian hitam-hitam dihiasi dengan kalung manik-manik khas Kalimantan. Untuk penampilan Sang Pemudaya Grup B, ada yang membawakan nyanyian lagu Nusantara, melakukan atraksi menyemburkan api, sampai melakukan gerakan pertarungan. Pesan tersirat yang saya tangkap dari penampilan yang dibawakan Sang Pemudaya Grup B kurang lebih sama dengan lakon yang dibawakan oleh Sang Pemudaya Grup A.
|
Tarian Saman
Photo by Hafiz |
Tepat pukul 12.00 acara memasuki masa istirahat sampai pukul 13.00. Setelah itu acara dilanjutkan dengan penampilan pagelaran yang dibawakan berturut-turut oleh IKMM Tuah Sakato, ISMMED, IPB, Organda Sumut, UI, STIE Ahmad Dahlan, KMHB, UIN, dan UMJ. Kemudian terdapat juga pengumuman Sang Pemudaya yang berhasil masuk sepuluh besar. Dikarenakan kondisi cuaca yang kurang bersahabat, saya memutuskan untuk tidak menghadiri acara pagelaran dan terbukti pukul 14.16 hujan lebat mengguyur Bintaro dan sekitarnya. Mengingat event dilaksanakan secara
outdoor, hujan yang lebat memaksa panitia untuk memindahkan acara ke Student Center. Tampil sebagai juara III pagelaran adalah UI, kemudian untuk juara II adalah UIN Jakarta yang membawakan tarian Saman, dan untuk juara I jatuh kepada IPB yang membawakan lakon Perang Bubat. Untuk acara pagelaran sendiri ditutup sampai pukul 17.00 untuk memasuki masa istirahat dan akan dilanjutkan kembali pukul 19.15 (sesuai rundown) untuk memasuki acara puncak dan penutupan.
|
Penampilan dari Voca Wardana |
Ketika sehabis rehat dan acara seharusnya sudah dimulai pukul 19.15 rupanya hujan lebat masih mengguyur Bintaro dan sekitarnya. Tampak beberapa tenda dan stand habis roboh diterjang
hujan. Akibat hujan yang turun masih deras, berdampak pada molornya acara dan baru dimulai kembali sekitar pukul 20.00. Acara pun dimulai pukul 20.00 yaitu diawali dengan penampilan akustik dari mahasiswa STAN, dilanjutkan dengan penampilan Voca Wardhana, dan kemudian penampilan dari Sabdanusa yang membawakan tari Golek. Pada acara puncak juga diumumkan pemenang pameran budaya terbaik. Tampil sebagai juara III adalah stand organda Sumatera Barat, Tuah Sakato. Kemudian untuk juara II adalah untuk pameran budaya IKMM dan juara I disandang oleh organda yang berasal dari Sumatera Selatan, Kemusi. Pada malam puncak juga diumumkan lima besar Sang Pemudaya dan kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab untuk lima besar Sang Pemudaya. Hadir sebagai juri adalah
runner up I Putri Indonesia 2009, Zukhriatul Hafizah, dan perwakilan dari
Indonesian Pageants, Bapak Nursasongko. Untuk juara II Sang Pemudaya berhasil direbut oleh Kunthi Suhartini dan untuk juara I direbut oleh Seftianty Saepul. Selain juara I dan juara II juga diumumkan penghargaan lain untuk Sang Pemudaya, yaitu Sang Pemudaya Talent jatuh kepada I Gde Dwipayana, Sang Pemudaya Favorit Olivia Ridheta, dan Sang Pemudaya Persahabatan Muhammad Haris Sandi.
|
Kunokini on stage |
Acara puncak pun ditutup dengan penampilan dari band beraliran etnik, Kunokini. Penonton sempat dibuat menunggu untuk persiapan alat-alat musik yang memakan waktu sampai setengah jam. Akan tetapi waktu tunggu untuk persiapan tersebut terbayar lunas dengan penampilan enerjik dan menghibur dari Kunokini. Lagu-lagu yang dibawakan antara lain lagu ciptaan mereka yang berjudul Reinkarnasi, lagu-lagu tradisional termasuk lagu Papua yang pernah dibawakan oleh Edo Kondologit, Sajojo, dan lagu-lagu pop dan beat yang dibawakan dengan nuansa etnik. Penonton pun terhibur selama satu jam oleh penampilan dari Kunokini dan acara pun selesai pukul 23.45. Tampak sebelum dan sesudah penampilan mereka, Kunokini turut menyapa dan menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Fesbudnus.
|
Martabak Aceh |
Fesbudnus tahun ini meskipun ditinjau dari pameran kebudayaan tidak seramai Fesbudnus tahun sebelumnya akan tetapi memiliki warna dan kesan yang menarik. Beberapa stand saya kunjungi dan menjual makanan yang enak dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu makanan yang saya beli adalah Martabak Aceh. Tadinya dalam benak saya martabak ini akan dimakan bersama dengan kari, rupanya saya salah. Penyajian martabaknya adalah seperti gambar di samping. Selain martabak Aceh, makanan yang saya coba dari stand lainnya antara lain, tahu dengan bumbu rujak, dan minuman seperti es tape dan es tape ketan. Harga untuk Martabak Aceh adalah Rp15.000,00 sementara untuk tahu dengan bumbu rujak adalah gratis karena
tester, sementara untuk minuman seperti es tape dan es tape ketan dijual dengan harga Rp3.000,00 dan Rp4.000,00. Dikarenakan keterbatasan waktu banyak penganan yang belum sempat saya cicipi seperti masakan Padang Sumatera Barat, asinan rumput laut Lombok, Stik Pisang Coklat Bandung, dan lain sebagainya.
Untuk pelaksanaan Fesbudnus tahun ini saya anggap baik dan mengakomodasi penonton. Terlepas dari molornya acara dikarenakan
force majeure yaitu hujan badai yang terjadi di Bintaro, saya rasa penyelenggaraan Fesbudnus tahun ini baik. Selain itu panitia juga cukup tanggap untuk membaca situasi yang ada yaitu ketika pagi acara molor dan memutuskan memajukan acara
fashion show dan termasuk memindahkan
venue ke Student Center ketika pagelaran dan
venue outdoor sedang mengalami hujan deras. Harapan saya untuk penyelenggaraan acara seperti ini selalu ada dari tahun ke tahun dengan skala yang lebih besar dan penyelenggaraan yang senantiaasa selalu membaik.
Saya juga ingin berbagi foto-foto yang telah diambil selama acara, silakan dilihat di
slideshow di bawah ini.
Terima kasih.
No comments:
Post a Comment