Tuesday 23 September 2014

Jurnal Menuju Gunung Anak Krakatau

Akhir pekan lalu, saya dan rekan-rekan kantor sepakat untuk berkunjung ke salah satu tempat yang terletak di Pulau Sumatera, atau lebih tepatnya di Provinsi Lampung. Tempat tersebut adalah Gunung Anak Krakatau. Berbeda dengan perjalanan yang sudah-sudah dimana saya dan rekan-rekan pergi secara independen, untuk perjalanan kali ini kami menggunakan jasa agen perjalanan wisata. Biaya perjalanan adalah Rp415.000,00 dan mendapatkan fasilitas makan sebanyak 4x, angkot, snorkeling, dan penginapan. Meeting point berada di Pelabuhan Merak. Berhubung meeting point berada di Merak dan domisili kami semua rata-rata berada di Jakarta Pusat, maka disepakatilah keberangkatan kami dilaksanakan bersama-sama dari Terminal Senen. Dari Terminal Senen kami charter angkot untuk menuju ke Terminal Pulo Gadung. Keberangkatan awal dilaksanakan pukul 18.30 dikarenakan pukul 23.00 sudah harus berada di Pelabuhan Merak.

Keberangkatan, Kapal Ferry Raja Basa
Estimasi waktu tempuh perjalanan dari Terminal Senen menuju Terminal Pulo Gadung adalah 1 jam perjalanan dengan menggunakan angkot dan kemudian dari Terminal Pulo Gadung menuju Pelabuhan Merak adalah 3 jam dengan menggunakan moda trasportasi bus. Jika titik keberangkatan anda adalah Terminal Senen menuju Terminal Pulo Gadung dapat naik moda transportasi Mikrolet 53 trayek Kota-Pulo Gadung. Biaya transportasi untuk naik angkot ini adalah Rp3.000,00 dengan estimasi perjalanan 1 jam--jika macet bisa mencapat 2 jam. Berhubung ketika itu kami sedang terburu-buru maka disepakatilah untuk menuju Terminal Pulo Gadung dengan menggunakan charter angkot 01 dan membayar Rp100.000,00 untuk 9 orang. Pukul 19.30 kami pun sampai di Terminal Pulo Gadung. Di Terminal Pulo Gadung terdapat dua pilihan bus menuju Pelabuhan Merak antara lain Bus SM Prima dan Laju Prima. Pilihan pun jatuh kepada Bus SM Prima dikarenakan sudah bus yang terisi setengah penuh oleh penumpang sehingga tidak perlu menunggu lebih lama. Perlu diketahui jadwal keberangkatan bus tidak menentu dan tergantung pada kapan bus tersebut telah penuh oleh penumpang. Kami pun mulai berangkat dari Terminal Pulo Gadung pukul 20.03 atau menunggu sekitar 30 menit. Biaya perjalanan dari Terminal Pulo Gadung menuju Pelabuhan Merak adalah Rp25.000,00 (selisih Rp4.000,00 apabila menggunakan Arimbi dari Terminal Kalideres).

Perjalanan menuju Pelabuhan Merak memakan waktu 3 jam dan sampai di Merak pkl 23.15. Sesampainya di sana tampaknya rombongan wisata lainnya belum sampai. Kami pun menunggu sejenak sembari mencari perbekalan selama di kapal. Kapal ferry yang mengangkut penumpang di pelabuhan Merak tersedia hampir setiap jamnya. Tarif naik kapal untuk menyebrang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni adalah Rp15.000,00 untuk dewasa dan Rp9.000,00 untuk anak-anak. Kapal berangkat pukul 02.00 dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni. Ruang VIP yang disediakan kapal yang memiliki nama Raja Basa ini cukup nyaman untuk beristirahat. Dengan hanya membayar Rp12.000,00 sudah dapat menyewa space di ruangan VIP. Selain ruangan VIP terdapat pula ruangan kelas I dan ekonomi. Untuk kelas I cukup membayar Rp8.000,00 dan gratis untuk kelas ekonomi. Angin malampun berhembus cukup dingin dan disarankan agar memakai mantel/jaket. Normalnya perjalanan dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni adalah 2 jam 30 menit. Pada perjalanan kali ini memakan waktu 3 jam atau sempat tertunda 30 menit dikarenakan lalu lintas kapal yang hendak bersandar di pelabuhan.

Sampai di Pelabuhan Bakauheni  pukul 05.00, kami langsung berangkat ke Dermaga Canti untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Pulau Sebesi tempat cottage kami berada. Dermaga Canti yang masih terletak di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan dermaga kecil sebagai tempat kapal hilir mudik. Selain mengangkut manusia, komoditas pisang dari pulau sekitar pun ditujukan ke dermaga ini. Perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni menuju Dermaga Canti memakan waktu dua jam. Normalnya lama waktu perjalanan adalah satu jam, sempat molor menjadi 2 jam dikarenakan terdapat perbaikan jalan sehingga dilaksanakan sistem buka tutup jalan. Terdapat dua titik di jalan lintas pelabuhan yang mengalami sistem buka tutup jalan dikarenakan sedang dilaksanakan renovasi. Perjalanan menuju Dermaga Canti menggunakan angkutan umum alias angkot yang sudah di-charter oleh panitia. Menurut percakapan saya dengan supir angkot, biaya transportasi dari Pelabuhan Bakauheni menuju Dermaga Canti adalah Rp200.000,00 untuk booking satu mobil angkot dengan kapasitas penumpang 12 orang.

Pulau Sebuku Kecil
Sebelum menuju Pulau Sebesi tempat cottage kami berada, kami berkunjung sejenak ke Pulau Sebuku Kecil untuk mencoba alat-alat snorkeling. Alat-alat snorkeling disediakan oleh panitia namun terdapat biaya tambahan untuk sewa alat-alat snorkeling. Sewa alat-alat snorkeling adalah Rp75.000,00 dan mendapatkan fasilitas kaki katak, kaca mata renang, dan pipa snorkel. Dari Dermaga Canti menuju Sebuku Kecil memakan waktu perjalanan 30 menit dengan menggunakan kapal kecil dan kami berangkat dari Dermaga Canti pukul 07.30. Sebagai info, semakin kecil kapal maka guncangan dari ombak akan semakin terasa maka disarankan sebelum naik kapal sebaiknya perut dalam keadaan tidak kosong. Oleh karena itu kami menyempatkan untuk sarapan sejenak di Dermaga Canti. Harga sarapan tergolong murah yaitu Rp7.000,00 sudah mendapatkan makanan berupa nasi uduk berisi telur dan bihun. Sarapan dengan diiringi sayupan angin, syahdu dan sayang untuk terlewat. Tepat pukul 08.00 atau 30 menit perjalanan kami pun sampai di Pulau Sebuku Kecil. Ah iya, Dermaga Canti selain menyediakan kapal menuju Pulau Sebesi juga menyediakan kapal menuju Teluk Kiluan. Menurut hasil percakapan saya dengan seorang ABK, dari Dermaga Canti menuju Teluk Kiluan memakan waktu 4 jam via kapal. Saya pribadi tampaknya lebih senang lewat jalur laut mengingat jalur darat menuju Teluk Kiluan masih dalam kondisi rusak.

Snorkeling Pulau Sebuku Besar
Mungkin menjadi pertanyaan, apakah beda antara snorkeling dan diving (menyelam)? Menurut berbagai refrensi yang saya himpun, untuk kegiatan snorkeling atau skin-diving (selam dangkal) maksimal kedalaman air laut yang menjadi tempat snorkeling adalah 4--6 meter, sementara untuk diving kedalamannya adalah di atas 6 meter. Mungkin akan timbul pertanyaan apabila tidak dapat berenang apakah bsia melakukan snorkeling? Tenang, tetap bisa dikarenakan pengunjung menggunakan bantuan pelampung namun saya sarankan untuk anda yang hendak snorkeling sebaiknya menguasai skill berenang. Selesai mencoba alat snorkeling di Pulau Sebuku Kecil, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Pulau Sebuku Besar. Kedalaman laut di Sebuku Besar adalah 6 meter. Pada mulanya jika anda belum pernah snorkeling sebelumnya, mungkin akan terbesit rasa takut dan khawatir, namun jangan takut, ada alat pelampung yang dapat membantu anda untuk tetap dapat ber-snorkeling.  Pemandangan penuh biota laut, ganggang, dan ikan-ikan hias tersaji di bawah laut Pulau Sebuku Besar. Lautnya yang biru dan tenang seakan mengajak para pecinta alam untuk berkunjung dan melihat ke dalam lebih dekat. Tiga puluh menit setelah snorkeling, kami pun pergi menuju cottage yang terletak di Pulau Sebesi.

Mendengar kata Pulau Sebesi, sempat terbesit dalam kepala saya adalah yang dipenuhi dengan industri pengolahan bijih besi (ore). Tetapi tampaknya saya salah, dikarenakan komoditas utama dari pulau ini adalah pisang. Pisang yang ditanam oleh warga Pulau Sebesi selanjutnya dijual di Dermaga Canti. Satu tandan pisang dijual murah dengan harga Rp7.000,00. Pisang dan olahan pisang sendiri memang menjadi komoditas utama dari Provinsi Lampung bahkan beberapa produk olahan pisang sampai diekspor ke beberapa negara tetangga. Kembali ke topik utama, kami sampai di Pulau Sebesi adalah sekitar pukul 13.30. Begitu sampai dilanjutkan dengan acara makan siang dan istirahat. Adalah hal yang shaydu bermakan siang di pinggir pantai sembari ditemani teman-teman yang asyik. Dikarenakan terlalu lelah, hampir sebagian besar peserta memutuskan untuk istirahat dan tidur siang sebelum ke agenda selanjutnya yaitu melihat sunset atau matahari tenggelam.

Senja di Pulau Umang. Photo by@valiantbilly
Kegiatan berikutnya dimulai pukul 16.00 yaitu melihat matahari tenggelam. Mungkin timbul pertanyaan, apa hal yang istimewa dari melihat matahari tenggelam? Menurut saya pribadi, melihat warna gradasi dari matahari tenggelam cukup menghibur mata. Selain itu melihat sunset sembari ditemani sepoi angin merupakan kenikmatan tersendiri. Pukul 16.00 kami pun berangkat dari Pulau Sebesi tempat cottage kami berada menuju ke Pulau Umang. Pulau Umang terletak tidak jauh dari Pulau Sebesi. Dengan hanya menaiki boat sekitar 20 menit, pulau yang masih termasuk dalam Kepulauan Gugus Krakatau ini sudah dapat dicapai. Pulau ini sendiri tidak terlalu luas yaitu hanya dibutuhkan waktu sekitar 20--30 menit dengan berjalan santai sudah dapat mengelilingi pulau ini. Vegetasi pulau ini sendiri merupakan hutan mangrove. Umang sendiri sebenarnya memiliki arti kepiting dengan ukuran kecil.  Idealnya melihat matahari tenggelam adalah di horizon atau tengah laut bebas sehingga tidak terhalang objek apapun. Akan tetapi melihat sunset di pulau ini masih terhalang oleh pulau lainnya. Namun melihat matahari tenggelam dari karang di tepi pantai pulau ini sudah cukup nikmat.

Lampion Terbang
Puas melihat matahari tenggelam, acara selanjutnya adalah kembali ke cottage untuk makan malam dan menerbangkan lampion. Makan malam kali ini adalah bakar-bakaran. Kegiatan bakar-bakaran ini berbeda dengan upacara bakar batu di Papua, no, yang dibakar adalah ikan. Terdapat bermacam-macam ikan yang menjadi santapan kali ini, mulai dari ikan pari, ikan kakap, sampai ikan kembung. Sejujurnya pada kesempatan ini adalah pertama kalinya saya memakan ikan pari dan ternyata rasanya enak. Tulang ikan pari sendiri mungkin tergolong tulang rawan sehingga mudah untuk dicerna. Setelah acara bakar-bakaran, acara selanjutnya adalah acara pelepasan lampion. Lampion yang sudah disediakan panitia terbuat dari kertas tipis yang bagian bawahnya terdapat parafin yang selanjutnya dibakar. Parafin yang dibakar akan menghasilkan udara panas yang mengisi ruangan yang terdapat pada lampion. Cara kerja lampion ini kurang lebih sama dengan cara kerja balon udara. Tips bermain lampion ini adalah hati-hati dalam menerbangkan lampion ini dikarenakan berbahaya jika sampai nyangkut di pohon atau kabel listrik. Woke, karena terlalu lelah, pkl 21.00 saya sudah beristirahat meskipun tampaknya di luar masih ramai.

Pemandangan Pulau dari Puncak Punggung G. Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau
Keesokan harinya yaitu tepat pukul 04.00 rombongan berangkat menuju Cagar Alam Krakatau yang terletak di Pulau Anak Krakatau. Perjalanan menuju Pulau Anak Krakatau diiringi dengan ombak yang tinggi dan tidak jarang kapal menabrak karang. Beberapa rekan saya pun tumbang dikarenakan guncangan dari kapal dan angin laut yang berhembus. Perjalanan selama dua jam pun berhasil dilewati namun sayang sunrise atau terbitnya matahari yang hendak dilihat tampaknya batal terealisasi dikarenakan sang fajar yang sudah keluar dari peraduannya. Begitu sampai di Pulau Anak Krakatau hal pertama yang dilakukan adalah mencari toilet. Hampir semua peserta ingin melaksanakan hajatnya masing-masing. Dikarenakan terbatasnya toilet (bahkan sang kawan yang ingin buang air besar harus menggali pasir terlebih dahulu), maka para pengunjung harus mengantri dan menggunakan fasilitas seadanya. Setelah selesai melaksanakan hajat masing-masing, acara selanjutnya adalah hiking. Tempat tujuan berikutnya adalah Gunung Anak Krakatau. Gunung yang memiliki ketinggian 230 dpl (di atas permukaan laut ini) merupakan gunung berapi yang masih aktif. Erupsi terakhir gunung ini terjadi sekitar 2 atau 3 tahun lalu dan dapat dilihat di Selat Sunda apabila anda hendak menyebrang dari Jakarta menuju Lampung atau sebaliknya. Dikarenakan Gunung Anak Krakatau merupakan gunung berapi yang masih aktif, maka untuk menaiki gunung ini sebatas sampai punggung gunung. Terdapat 3 jalur untuk dapat naik ke punggunung gunung ini yaitu jalur utara, selatan, dan jalur tengah. Okay, beberapa orang tampaknya tidak mengetahui bahwa jalur tengah merupakan jalur yang berat meskipun terlihat mudah untuk dinaiki dan yak kami melewati jalur tersebut. Kemudian sesampainya di puncak punggung Gunung Anak Krakatau, anda dapat melihat pemandangan laut dan pulau seberang dan tentunya lebih dekat ke puncak Gunung Anak Krakatau.

Lagoon Cabe dekat Pulau Krakatau Besar
Selesai berkunjung ke Gunung Anak Krakatau, kegiatan selanjutnya adalah snorkeling. Yeah, snorkeling kali ini dilakukan di Lagoon Cabai. Lokasi Lagoon Cabai terletak tidak jauh dari Pulau Anak Krakatau atau tepatnya persis di depan Pulau Krakatau Besar. Untuk kedalaman Lagoon Cabai ini sendiri tidak lebih dari 2 meter namun menyajikan pemandangan bawah laut yang oke. Diantara ikan hias yang saya temukan antara lain clown fish, ikan hias yang berasal dari tipe wrasse, dan masih banyak lagi. Memang sangat disayangkan tidak bisa mengambil gambar di bawah laut dikarenakan keterbatasan alat (mengingat antara kamera bawah laut dan kantong sedang tidak bersahabat).Selain terdapat ikan, pada laguna ini juga banyak dipenuhi terumbu karang dan biota laut lainnya. Ah iya, seorang kawan berpesan, jika anda adalah pecinta alam maka cobalah untuk mencintai alam dengan tidak merusaknya. Jadi maksudnya ketika anda ber-snorkeling cobalah untuk tidak menginjak terumbu karang dan biota laut dikarenakan untuk menghindari kerusakan dari terumbu karang dan selain itu proses pemulihan terumbu karang yang memakan waktu lama. Peringatan yang sama mungkin cocok ditujukan untuk para pendaki yang memetik bunga Edelweiss.

Senja di Dermaga Canti
Waktu untuk ber-snorkeling  memang tampaknya dibatasi. Setiap kegiatan snorkeling dilaksanakan selama 30 menit. Selesai kegiatan ber-snokeling, kami pun kembali ke Pulau Sebesi untuk selanjutnya berkemas dan kembali ke Dermaga Canti. Perjalanan dari Pulau Sebesi menuju Dermaga Canti memakan waktu 2 jam, pas sekali untuk berjemur alias tanning. Sesampainya di Dermaga Canti adalah pukul 16.00 dan selanjutnya dilanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Bakauheni untuk kembali ke Jakarta. Sebenernya pengen pulang ke rumah yang ada di Bandar Lampung akan tetapi berhubung terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan sekaligus masih dalam rangka menabung untuk membangun masa depan yang lebih baik maka saya pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta daripada izin satu hari pulang. Perjalanan dari Dermaga Canti menuju pelabuhan Bakauheni memakan waktu lebih lama daripada ketika hari keberangkatan (pagi hari). Selain volume kendaraan yang lebih banyak, jumlah titik jalan yang ditutup juga tampaknya bertambah. Berangkat dari Dermaga Canti pukul 16.00, rombongan kami pun baru sampai di Pelabuhan Bakauheni pukul 18.30. Sebelum sampai ke pelabuhan, beberapa rekan memanfaatkan kemacetan untuk sejenak membeli oleh-oleh yang dijual di pinggir jalan menuju Pelabuhan Bakauheni. Untuk harga oleh-oleh, hanya berbeda sedikit dibandingkan apabila anda membeli langsung dari produsennya. Akan tetapi mengenai fresh atau tidak produk tersebut saya tidak bisa menjamin. Sebagai informasi, harga keripik pisang merk Yen Yen dijual di kisaran harga Rp12.000,00 untuk yang 250gr dan kemplangnya seharga Rp25.000,00 pack besar. Untuk keripiknya masih enak, semenatra untuk kemplangnya sedikit melempem dan rasanya kurang pas. Tepat pukul 18.30 kami pun sampai di Pelabuhan Bakauheni dan langsung naik kapal. Kapal berangkat dari pelabuhan sekitar pukul 19.00 dan memakan waktu empat jam untuk sampai di Pelabuhan Merak atau sekitar pukul 23.00 kami sampai di Merak. Begitu di Pelabuhan Merak, sangat sulit untuk menemukan bus yang menuju Terminal Pulo Gadung, kebanyakan menuju Terminal Kampung Rambutan atau Terminal Kali Deres. Dari 10 bus, hanya satu bus yang menuju Pulo Gadung sehingga disarankan untuk charter bus. Memang sedikit lebih mahal, akan tetapi paling tidak lebih cepat sampai. Pukul 23.30 kami pun berangkat dari Pelabuhan Merak menuju kediaman masing-masing setelah memakan waktu cukup lama untuk bernegosiasi dengan supir bus agar mengantarkan kami menuju Terminal Pulo Gadung.

Mungkin ada pertanyaan bagaimana jika hendak backpacker dari Jakarta menuju Pulau Krakatau?
Sebelumnya jika hendak backpacker sebaiknya dalam kelompok besar 10-20 orang sehingga biaya akan lebih murah. Menggunakan travel agent menghabiskan dana Rp490.000,00+Rp75.000,00 untuk snorkeling = Rp490.000,00 dengan rincian Rp415.000,00 sudah termasuk sebagai berikut
  1. Tiket Kapal Merak--Bakauheni
  2. Sewa Angkot Bakauheni--Dermaga Canti
  3. Sewa Kapal selama 2 hari
  4. Sewa cottage
  5. Makan 4 kali (termasuk bakar-bakar ikan)
  6. Sewa angkot Dermaga Canti--Pelabuhan Bakauheni
  7. Tiket Kapal Bakauheni--Merak
Kalau backpacker-an habis berapa? Mari kita breakdown, sebelumnya diasumsikan jumlah peserta rombongan adalah 10 orang dari titik keberangkatan adalah Terminal Senen
  1. Transportasi menuju Terminal Pulo Gadung (via angkot 53) Rp3.000,00
  2. Bus Pulo Gadung menuju Pelabuhan Merak Rp25.000,00
  3. Tiket Kapal Merak--Bakauheni Rp15.000,00
  4. Sewa Angkot Bakauheni--Dermaga Canti (Rp200.000,00 maksimal 12 orang) dibagi 10 sehingga Rp20.000,00
  5. Sewa Kapal selama 2 hari (Rp3.500.000,00-- sudah termasuk bensin+nakhoda) dibagi 10 orang sehingga Rp350.000,00
  6. Sewa cottage (asumsi--ga sempet bertanya soalnya--Rp500.000,00 per malam) dibagi 10 orang Rp50.000,00
  7. Makan 4 kali (termasuk bakar-bakar ikan) diasumsikan Rp150.000,00
  8. Sewa snorkeling dari penduduk lokal Rp60.000,00 per 2 hari
  9. Sewa angkot Dermaga Canti--Pelabuhan Bakauheni (Rp200.000,00 maksimal 12 orang) dibagi 10 sehingga Rp20.000,00
  10. Tiket Kapal Bakauheni--Merak Rp15.000,00
  11. Bus Pelabuhan Merak menuju Terminal Pulo Gadung Rp25.000,00
  12. Terminal Pulo Gadung menuju Senen Rp3.000,00
Total pengeluaran backpacker Rp736.000,00. Biaya-biaya yang mungkin masih bisa diturunkan adalah seperti sewa kapal dikarenakan kapasitas kapal sendiri adalah 20 orang.

Tips dalam melakukan perjalanan menuju Pulau Anak Krakatau
  • Bawa uang yang cukup (sudah jelas, kayaknya tidak perlu disebutkan ya).
  • Ketika di Terminal Pulo Gadung sebaiknya cari bus yang sudah penuh atau setengah penuh agar tidak terlalu lama dalam menunggu.
  • Jika anda pertama kali naik kapal ferry ataupun kapal kecil antar gugus kepulauan, sebaiknya sebelum naik kapal isi perutnya alias makan untuk menghindari mabuk laut atau bila perlu buat stock makanan untuk di atas kapal dikarenakan kita tidak pernah tahu berapa lama perjalanan di atas kapal.
  • Bawa obat-obatan pribadi yang cukup mulai dari obat diare, obat demam/parasetamol, obat luka, sampai obat anti mabuk. Ah iya, tidak lupa apabila anda mudah masuk angin sebaiknya sediakan minyak kayu putih atau balsem.
  • Pastikan pelampung bekerja dengan baik dan benar, terlebih apabila anda adalah snorkeler pemula, untuk memastikan keselamatan.
  • Ketika snorkeling jangan sampai menginjak terumbu karang untuk menjaga kelestarian dari terumbu karang.
  • Ketika di Gunung Anak Krakatau agar sebaiknya mengambil jalur utara atau selatan yang memang untuk dinaiki, rute tengah sebaiknya digunakan ketika turun. Hal ini dikarenakan rute tengah yang sangat terjal.
  • Hati-hati dalam bermain lampion. Pastikan arah terbang lampion tidak terdapat pohon atau kabel listrik, kemudian pastikan setiap lipatan kertas telah terbuka sehingga lampion dapat terbang. Ketika menyalakan Parafin, sebaiknya lampion dalam keadaan tegak untuk menghindari terbakarnya kertas.
  • Apabila anda sampai di Merak dan hendak menuju Jakarta pada malam hari, sebaiknya anda nego untuk booking bus (terlebih anda berkelompok) dikarenakan ketika malam hari pilihan bus sangat terbatas dan kebanyakan menuju Terminal Kali Deres atau Terminal Kampung Rambutan
  • Selalu cintai lingkungan dan jangan merusaknya. Peribahasa penduduk asli Amerika "When the last tree is cut down, the last fish eaten, and the last stream poisoned, you will realize that you cannot eat money" intinya bersahabatlah dengan alam dan jangan merusaknya.
Demikian isi postingan saya, apabila akan ada update (entah foto atau tambahan info akan saya lakukan besok, lusa, atau entah kapan). Terima kasih telah membaca postingan yang panjang ini. Sukses dan sehat selalu.

12 comments:

  1. Boleh tau agent yang dipakai, mohon dishare ya bisa email ke antony.cornelius85@gmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuhuuuw, email sent gan tapi sebagai informasi saya tidak memiliki afiliasi dengan yang bersangkutan. :))

      Delete
  2. Emailin kontak agen.nya mas ke diki.ihwan.mulhaedi@gmail.com. thnks y

    ReplyDelete
  3. hallo mba, wah lagi cari open trip yg sekalian bbq juga nih. boleh minta contact agennya? ke email saya di k.laraskartika@yahoo.com. thank u

    ReplyDelete
  4. numpang tanya om, berarti lebih murah ngikut paket (open trip) dari pada jalan sendiri ya? soalnya saya mau ada rencana ngetrip ke krakatau abis lebaran (5 orang).

    ada info paket (open trip) ga om? klo ada kirim ke amrisianturi@gmail.com ya om. thank's

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau jalan sendiri rasanya mahal mas, lebih efisien dan efektif kalau bawa rombongan minimal 20 orang. Okay, email sent. :)

      Delete
    2. Mas boleh kirim kontak email agen open tripnya ke yazid.bertho@yahoo.co.id ? Thanks :)

      Delete
    3. Wah sorry baru sempat membalas, Insya Allah besok akan saya kirimkan emailnya ya mas. Terima kasih :)

      Delete
  5. Bisa minta informasi contact agent-nya... trims

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sorry baru sempat membalas, Insya Allah besok akan saya kirimkan emailnya ya mbak. Terima kasih :)

      Delete